Suara Millennials dan Gen Z Indonesia.

Ini Tiga Faktor Utama Kita Tak Bahagia Dengan Pekerjaan

On 7/25/2016 with No comments


Dalam bekerja banyak hal yang membuat kita tak bahagia


Mencari pekerjaan, bukanlah hal yang gampang pada saat ini. Meski begitu, tanpa disadari banyak dari kita yang sudah mempunyai pekerjaan ternyata banyak yang tidak bahagia dengan pekerjaannya.
Seperti survei yang dilakukan oleh Jobstreet terhadap 27 ribu responden, ternyata ada tiga faktor utama yang membuat kita tidak bahagia dengan pekerjaan kita

Berdasarkan survei menyebutkan, 33,4  % responden  yang  merupakan  Generasi  Y  dengan  rentang usia 22-26 tahun dan pengalaman bekerja 1 – 4 tahun menyatakan mereka tidak bahagia  di tempat  kerja. 

Ini dia tiga faktor tersebut.

1. Karir Yang Terbatas

Dengan sedikitnya pengembangan karir bekerja, maka terbentuk ketidakpuasan  di  tempat  bekerja.  Dari 6,000  responden  merasa  bahwa  pekerjaan yang  dilakukan  memiliki  variasi  pekerjaan  yang  tidak  memperkaya  pengalaman  bekerja.

Sejumlah  3,700  responden  yang  menyatakan  dirinya  bekerja  sebagai  administrasi  serta akuntansi  yang  berjumlah  1,800  responden  menyatakan  ketidakpuasan  akan  hal  ini. 

Dengan ketidakpuasan tersebut, membuat kita tidak bahagia dan mencitai pekerjaan. Lalu apa yang terjadi, tentunya kita berpikir untuk mencari pekerjaan yang baru yang membuka kesempatan untuk mengembangkan karir.

2. Kurangnya Insentif dari Perusahaan

Kurangnya insentif dari perusahaan, juga merupakan faktor yang membuat kita semakin tidak bahagia dengan pekeraan yang kita lakoni.  Insentif  dapat  berupa  gaji  pokok,  bonus,  kesehatan,  transportasi  serta komunikasi. 

Sayangnya, sebanyak 6,200 responden merasa bahwa bonus yang diberikan perusahaan dalam bentuk pembagian keuntungan kinerja perusahaan serta prestasi mereka tidaklah sepadan. Mereka mengharapkan bahwa jumlah yang diberikan dapat lebih besar.

3. Gaya Otoriter Atasan

Faktor  terakhir yang  menciptakan  ketidakbahagiaan  di  tempat  bekerja  ialah  gaya kepemimpinan otoritarianisme. Sebanyak 5,500 responden menyatakan bahwa para atasan tidak  memberikan  kepercayaan  serta  jarang  mendelegasikan  pekerjaan.  Dengan  begitu, bisa memberika dampak  pada rendahnya rasa bangga terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Mungkin solusi bagi kita yang ingin terus bekerja, meski tidak bahagia dengan cari memotivasi diri kita sendri dan berharap adanya jumlah  gaji  yang  diberikan  berdasarkan  kinerja  di  tempat  bekerja.  Hal  ini diungkapkan  oleh  5,500  responden  yang  menjawab  survei  dengan  alasan  dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »