Zaman sekarang ini, untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian terbilang cukup sulit. Apalagi jika ditanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga barang pokok yang kian melonjak naik. Belum lagi jika tidak berijazah tinggi minimal Sarjana, tidak semua orang beruntung mencicipi jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dan tak ketinggalan, pelicin agar lebih mudah masuk ke perusahaan tersebut, tidak lain adalah “orang dalam”.
Namun tak sedikit pula yang berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Maksudnya tidak pusing-pusing mencari pekerjaan, melamar kesana-kemari. Orang-orang seperti itulah yang disebut wirausaha. Tak penting berapa hasil yang didapat. Mereka berprinsip “tidak bekerja dibawah tekanan atasan”. Seperti contohnya Bapak Rusli dan keluarga.
Berawal dari lahan halaman depan rumah yang kosong, hanya sebagai halaman depan rumahnya saja. Beliau melihat cukup banyak anak sekolah yang mengendarai/ membawa kendaraan bermotor sendiri untuk berangkat ke sekolah.
Lagipula rumah yang sangat dekat dengan salah satu perguruan Sekolah Swasta di Kota Medan. Anak-anak sekolah yang semakin hari bukannya malah naik angkutan umum untuk berangkat sekolah, dikarenakan beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan. Belum lagi pihak sekolah yang tidak menyediakan parkir untuk kendaraan siswa-siswinya.
Melihat hal ini, beliau melihat peluang usaha yang cukup mumpuni. Dengan melihat tetangganya yang teman-teman dari anaknya menitipkan kereta, kemudian membuat pemberitahuan agar para pelajar tersebut dapat menitipkan kendaraannya di halaman depan rumahnya. Dengan biaya parkir standart sebesar Rp 2.000, kini parkir tersebut menjadi lebih luas lagi hingga diparkirkan ke halaman belakang rumahnya.
Kurang lebih sekitar 150 kendaraan sepeda motor terparkir dari pagi hingga sore hari. Dari pagi kesiang hari dimana ada yang masuk pagi hari, dan siang harinya pun bergantian dengan siswa/i nya yang masuk siang hari, dan begitu seterusnya setiap harinya.
Yang membantu merapikan keretanya agar cukup menampung kereta hanya beliau dan istrinya saja sebagai memberikan tiket parkir dan menerima uang parkirnya. Adapun lainnya yang membantu dari anak-anaknya atau bahkan cucunya yang sudah cukup dewasa. Pasangan lansia ini dengan tekun menjalani usaha yang tak mengeluarkan modal cukup besar. Diusia yang sudah cukup untuk istirahat, justru memanfaatkan peluang yang ada untuk mengisi kekosongan waktu yang ada.
Tak perlu usaha yang terlalu besar untuk mencoba hal baru dalam berbisnis, yang kecil seperti parkir itu sajapun sudah cukup mumpuni. Apalagi tidak membuat susah diri sendiri seperti meminjam uang ke bank atau lintah darat untuk modal. Cukup banyak disekitar yang bisa dimanfaat untuk memulai usaha. Mungkin, hanya kurang peka saja dan lebih melihat sekeliling bahwa tak ada yang tak mungkin di dunia ini asalkan serius dan tekun menjalaninya. (TR)